Cerita Jin Dikibulin Kang Santri
Cerita tentang Jin yang berhasil dikibulin seorang Santri ini
berawal ketika ada sebuah desa yang diganggu oleh Jin jahat. Mendengar hal ini,
seorang Kyai menugaskan Santrinya untuk membantu desa tersebut dari gangguan
Jin onar itu. Tak pelak, Santri ini merasa sedikit bingung untuk bisa
menghadapi makhluk Gaib, hingga sang Kyai memberikan keyakinan tentang suatu
hal :
“Wahai anakku, ingatlah tentang ayat Alquran yang mangatakan
bahwa jika Allah menjadi penolong kamu, maka tidak ada seorang pun yang bisa
mengalahkanmu”.
Mendengar ucapan sang Kyai, si Santri pun mantab untuk pergi
mengalahkan Jin di desa sebelah. Sesampainya di desa tersebut, dia menemui
kepala Desa untuk menanyakan perkara yang terjadi.
Santri
: “Pak Kepala Desa, apa sebenarnya yang membuat Jin ini mengganggu desa ini?”.
Kepala Desa : “itu karena desa ini sangat subur dan memiliki kekayaan
berlimpah untuk kehidupan warga”.
Santri
: “Hanya itu saja pak?”.
Kepala Desa : “Jin ini menginginkan tumbal seorang gadis Perawan sebagai
imbalan karena dia menganggap berkat bantuannya lah desa ini bisa subur dan
berlimpah. Jika tidak dituruti, maka desa ini akan dihancurkan olehnya”.
Santri
: “Lalu bagaimana wujud jin tersebut?”
Kepala Desa : “Badannya setinggi 10 meter, bertubuh besar, dan rambutnya
dikuncir di antara kepalanya yang botak”.
Santri
: “Ohhh, dia berasal dari bangsa Jin Ifrit. Sebenarnya dia hanya menggertak
saja, pasti ada wanita yang sedang disukainya. Baiklah, tolong berikan surat
tantangan dari saya untuk jin tersebut”.
Sang Santri pun membuat surat tantangan dan diberikan ke Pak
Kepala Desa untuk disampaikan ke Jin Ifrit. Tak pelak, Jin pun marah dan
berjanji akan melumat si Santri yang berani menantangnya.
Sambil menunggu waktu pertandingan, si Santri malah menjahit
sarung dengan ukuran sangat besar sekitar 30 meter tingginya dengan lebar 70
meter. Sarung itu kemudian dijemur dan diikat di antara 2 pohon kelapa yang
tingginya 40 meter. Hingga saat pertandingan dengan Jin pun tiba.
Jin
: – dengan suara menggelegar – “ Mana manusia yang berani menantangku itu?
Keluar kau dan akan ku lumat habis tubuhmu yang berasal dari tanah liat itu”,
ucapnya sambil marah-marah.
Warga pun ketakutan karena Jin ini memang terkenal jahat dan
menyeramkan. Si Santri pun mendegar panggilan Jin, dan sebelum melangkah
keluar, dia berdo’a kepada Allah SWT : “ Ya Allah, hanya Engkau yang mampu
menolong hamba dari kejahatan Jin itu. Ya Allah, aku mengharapkan pertolongan
dari-Mu”.
Dengan mantab, Santri pun keluar menemui Jin Ifrit.
Jin
: “ Hahahaaa,…manusia pendek,! Kamukah yang berani menantangku? Sudah bosan
hidup rupanya. Mari kita bertarung”.
Santri
: “ Bukan aku yang akan melawanmu Jin, tapi Guruku. Kebetulan saat ini beliau
sedang mandi, dan aku baru saja mencuci sarung beliau”. Ucap si Santri sambil
menunjuk kain sarung raksasa yang diikat di antara 2 pohon kelapa tadi.
Melihat kain sarung yang berukuran sangat besar itu, Jin Ifrit
pun mulai ketakutan.
Jin
: “ Jadi, itu sarung gurumu yang kamu jemur di sana?”
Santri
: “ Iya Jin,…”
Jin
: “ Gurumu sangat tinggi dan besar sekali,!”
Santri
: “ Betul Jin. Beliau adalah ahli perang dan tidak takut akan kematian.
Sebentar akan saya panggilkan, sepertinya beliau sudah selesai mandinya”.
Jin
: “ Tidak usah, lebih baik aku pergi saja dan desa ini tidak akan pernah aku
ganggu lagi”, ujar Jin sambil terbirit-birit karena ketakutan.
Akhirnya, si Santri bisa tersenyum lega karena tidak sampai
harus berkelahi dengan Jin Ifrit yang jahat itu.
Kontributor:Santri PPHM
pratiksoatek.blogspot.com
*diadopsi dari buku ‘Kitab Senyum’
0 comments:
Post a Comment