Home » , , » SUNAN KALIJAGA, SULUK DEWA RUCHI & METODE DAKWAHNYA

SUNAN KALIJAGA, SULUK DEWA RUCHI & METODE DAKWAHNYA

Suluk dewa ruci adalah Salah satu karya sunan kalijaga yang bercerita tentang esensi agama yang dinarasikan dengan sangat ciamik dengan kisah pewayangan sang ponakawan. Dalam suluk tersebut sunan kalijaga secara perlahan mengajak masyarakat jawa yang waktu itu masih beragama kapitayan untuk mengenal Islam. Disuluk tersebut sunan kalijaga tdak menuliskan ajaraan2 islam, seperti puasa, solat dll.
Dakwah dengan suluk dewa ruci ini mencontoh metode dakwah nabi ketika periode makkah. Nabi dimakkah tidak mengajarkan syariat islam secara rigit, tapi beliau berusaha menanamkan intisari tauhid terlebih dahulu. Dan baru ketika periode madinah nabi secara berangsur-angsur menjelaskan hakikat syariat Islam. Begitu juga sunan kalijaga, ketika suluk dewa ruci sudah bisa diterima oleh masyarakat kapitayan, msyarakat kejawen dan penganut agama lainya, sunan kalijaga kembali menulis suluk linglung. Suluk yang berisikan perintah solat, perintah zakat, perintah puasa dll..
Narasi Indah tentang suluk dewa ruci bisa kita lihat dari penamaan lakon pewayangan yang sering kita dengar. Sunan kalijaga menamai pemandu wayang dengan nama 'Dalang', yang memiliki arti sang penunjuk (dalam bahasa arab), diambil dari kata Dalla, Yadullu. Filosofinya sunan kalijaga sebagai pemandu wayang yang harus berusaha mengarahkan ceritanya.
Ada ponakawan-ponakawan jawa kreasi sunan kalijaga yang punya nilai spiritual yang dengan tidak sadar telah diajarkan kepada masyakat jawa kala itu.
1. SEMAR. 
Semar berasal dari kata mismar, yang artinya paku. Terkadang masyarakat lebih sering men'cocokologi semar sebagai pakunya bumi. Gusdur adalah salah satu tokoh yang sering sekali dikaitkan dengan tokoh satu ini. Filosofinya ketika bumi tidak ada paku buminya maka kehancuranlah yang akan terjadi. Begitu juga ketika masyarakat tidak ada satu tokoh sentral yang dijadikan panutan(baca:kyai), maka kedzaliman yang akan terjadi.
2. GARENG 
Nama lengkapnya, Nala Gareng atau Nala Khairan ( mendapatkan kebaikan). Gareng adalah anak pertama dari lakon semar, dan filosofi dari nama tersebut adalah ketika kita sudah punya pakunya maka yang akan kita dapat selanjutnya adalah kebaikan..
3. PETRUK
Petruk/ Fatruk (Tinggalkan lah)
4. Bagong/al-baghoya ( perkara buruk)
Sisanya tambahin sendiri yah filosofinya, lagi mau sowan dulu.
Harusny metode dakwah yang seperti ini yang harus kita teladani, bukan saling fitnah-memfitnah, hina menghina (apalagi menhina ajaran agama lain), atau bahkan saling menjatuhkan..
Gambar dibawah menurut saya cara ajakan yang santun dan mengena, gambar ini saya ambil ketika perjalanan menuju mojokerto.


Kontributor:( Alif Nurul Mubarok Santri PPHM )

0 comments:

Post a Comment